Jumat, 19 Desember 2008

beda web 1.0 web 2.0 ma web 3.0 ? ?

Sebelum mengetahui apakah perbedaan web 1.0, web 2.0 dan web 3.0, perlu dimengerti tentang apakah sebenarnya web tersebut. Web merupakan sebuah ruang informasi yang telah diidentifikasi oleh URL (uniform resources identifier)

Awalnya diciptakan web 1.0 yang bersifat sedikit interaktif. web 1.0 ini hanya dapat melakukan aktivitas membaca. Pengguna ini hanya dapat melihat website dengan mengunjungi website yang diinginkan, pengguna harus menemukan sendiri website yang mereka inginkan, membukanya saru – persatu sampai dapat.

Setelah adanya web 1.0 terciptalah inovasi baru yang sedang marak saat ini yaitu web 2.0. Web 2.0 ini tidak hanya bisa melakukan read, tetapi read-write. Secara garis besar, perbedaan dari web 1.0 dengan web 2.0 adalah web 2.0 dapat melakukan search, sehingga pengguna tidak perlu melakukan kunjungan ke satu persatu website, tepapi hanya malakukan pencarian dan secara otomatis internet akan mencarikan situs apa yang sesuai dengan keinginan pengunjung.

Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya.Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop
Beberapa
situs penting fitur yang menandai sebuah situs Web2 meliputi:
1. Users as first class entities in the system, with prominent profile pages, including such features as: age, sex, location, testimonials, or comments about the user by other users.
Pengguna kelas pertama sebagai entitas dalam sistem, dengan profil menonjol halaman, termasuk fitur tersebut seperti: usia, jenis kelamin, lokasi, testimonial, atau komentar tentang pengguna dengan pengguna lain
2.The ability to form connections between users, via links to other users who are “friends,” membership in “groups” of various kinds, and subscriptions or RSS feeds of “updates” from other users.
Kemampuan untuk membentuk sambungan antara pengguna, melalui link ke pengguna lain yang "teman," keanggotaan dalam "kelompok" dari berbagai jenis, dan langganan atau RSS feed dari "pembaruan" dari pengguna lain.
3. The ability to post content in many forms: photos, videos, blogs, comments and ratings on other users’ content, tagging of own or others’ content, and some ability to control privacy and sharing.
Kemampuan untuk mengirim konten dalam banyak bentuk: foto, video, blog, komentar dan penilaian pada pengguna lain 'konten, dari tag sendiri atau orang lain' konten, dan beberapa kemampuan untuk mengontrol privasi dan berbagi.
4. Other more technical features, including a public API to allow third–party enhancements and “mash–ups,” and embedding of various rich content types (
eg , Flash videos), and communication with other users through internal e–mail or IM systems. Fitur lain yang lebih teknis, termasuk sebuah API umum untuk membolehkan pihak ketiga dan perangkat tambahan "mash-up," Menanamkan dan berbagai jenis konten yang kaya (misalnya, Flash video), dan komunikasi dengan pengguna lain melalui internal e-mail atau pesan instan sistem.

Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Apa bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah Artificial Intelegence.Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service.

Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang.

Tidak ada komentar: