Jumat, 19 Desember 2008

google chrome

Google chrome adalah web browser baru dari google. Google chrome ini mempunyai tampilah yang lebih minimalis, terlihat dari tidak adanya title bar dan menu bar. Hal ini menyebabkan tampilan google chrome terlihat lebih luas dari google, namun masih terlihat elegan. Selain tampilan yang lebih luas dan elegan, google chrome juga mendukung banyak bahasa, terutama bahasa Indonesia. Pengguna yang tidak terbiasa browser dengan bahasa Indonesia juga dapat menggunakannya, karena sangat mudah sekali dalam mengganti bahasa.

Dari segi kecepatannya, google chrome lebih cepat dari google, apalagi apabila pengguna mengetikkan langsung kata – kata yang diinginkan pada address bar, maka google chrome akan langsung menyambungkan ke dalam mesin pencarian google. Semua ini lebih praktis. Dari segi kecepatannya,google chrome lebih cepat disbanding dengan google, apalagi jika membuka situs – situs milik google.

Semua di dunia ini mempunyai keterbatasan atau dapat dibilang semua tidak sempurna, memiliki suatu kekurangan yang mungkin akan di perbaiki di selanjutnya. Google chrome juga mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya adalah :

  1. Beberapa situs tidak bisa dibuka karena tidak mengenali web browser

Sebagai sebuah browser yang baru dirilis wajar saja jika situs tersebut tidak mengenal Chrome

  1. Halaman post pada Wordpress hanya bisa digunakan dalam mode HTML, tidak bisa dalam mode visual

  2. Tidak bisa scroll ke atas

  3. Belum tersedia versi Linux

Instalasi
Untuk melakukan instalasi, anda harus mengunduh file instalasinya dari www.google.com/chrome. File ChromeSetup.exe sebesar 475kb ini tidak dapat langsung diinstal di komputer. Ketika dijalankan, ChromeSetup akan mengunduh file-file yang diperlukan dari Internet. Anda harus menunggu beberapa saat sampai aplikasi ini selesai mengunduh, kemudian instalasi dapat dilakukan dengan cepat hanya dengan menekan beberapa tombol. Dengan demikian, saat instalasi komputer kita harus terhubung ke Internet. Entah mengapa Google membuat proses instalasi yang tidak praktis seperti ini.


open source

Konsep Perangkat Lunak Kode Terbuka (Open Source Software) pada intinya adalah membuka kode sumber (source code) dari sebuah perangkat lunak. Konsep ini terasa aneh pada awalnya dikarenakan kode sumber merupakan kunci dari sebuah perangkat lunak. Dengan diketahui logika yang ada di kode sumber, maka orang lain semestinya dapat membuat perangkat lunak yang sama fungsinya. Open source hanya sebatas itu. Artinya, tidak harus gratis. Kita bisa saja membuat perangkat lunak yang kita buka kode-sumber-nya, mempatenkan algoritmanya, medaftarkan hak cipta, dan tetap menjual perangkat lunak tersebut secara komersial (alias tidak gratis). definisi open source yangasli seperti tertuang dalam OSD (Open Source Definition) yaitu:

  • Free Redistribution

  • Source Code

  • Derived Works

  • Integrity of the Authors Source Code

  • No Discrimination Against Persons or Groups

  • No Discrimination Against Fields of Endeavor

  • Distribution of License

  • License Must Not Be Specific to a Product

  • License Must Not Contaminate Other Software

Beberapa bentuk model bisnis yang dapat dilakukan dengan Open Source:

  • Support/seller, pendapatan diperoleh dari penjualan media distribusi, branding, pelatihan, jasa konsultasi, pengembangan custom, dan dukungan setelah penjualan.

  • Loss leader, suatu produk Open Source gratis digunakan untuk menggantikan perangkat lunak komersial.

  • Widget Frosting, perusahaan pada dasarnya menjual perangkat keras yang menggunakan program open source untuk menjalankan perangkat keras seperti sebagai driver atau lainnya.

  • Accecorizing, perusahaan mendistribusikan buku, perangkat keras, atau barang fisik lainnya yang berkaitan dengan produk Open Source, misal penerbitan buku O Reilly.

  • Service Enabler, perangkat lunak Open Source dibuat dan didistribusikan untuk mendukung ke arah penjualan service lainnya yang menghasilkan uang.

  • Brand Licensing, Suatu perusahaan mendapatkan penghasilan dengan penggunaan nama dagangnya.

  • Sell it, Free it, suatu perusahaan memulai siklus produksinya sebagai suatu produk komersial dan lalu mengubahnya menjadi produk open Source.

  • Software Franchising, ini merupakan model kombinasi antara brand licensing dan support/seller.

Open source tidak hanya berarti akses ke kode sumber. The distribution terms of open-source software must comply with the following criteria: Distribusi dari segi perangkat lunak open source harus sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Bebas redistribusi

  2. Kode Sumber

  3. Berasal Bekerja

  4. Integritas penulis kode sumber

  5. Tidak ada diskriminasi terhadap orang atau kelompok

  6. Tidak ada diskriminasi terhadap bidang pekerjaan

  7. Distribusi Lisensi

  8. Lisensi tidak boleh spesifik untuk produk

  9. Lisensi tidak boleh membatasi perangkat lunak lain

  10. Lisensi harus netral teknologi

beda sistem informasi dan jurusan komputer lain,,

Menurut opini saya, system informasi berhubungan dengan sebuah informasi dan telekomunikasi. Perbedaan dengan teknik informatika, informatika merupakan suatu pembuat program agar dapat mendistribusikan dan mengolah suatu informasi, sedangkan system informasi yang dahulunya bernama manajemen informatika lebih berhubungan atau penerapannya dalam dunia bisnis dan manajemen, mengenai suatu strategi bisnis perusahaan, dan untuk system computer lebih berhubungan dengan pembelajaran perangakt keras atau hardware.

Dan pada jurusan computer yang lain seperti computer akuntansi, computer perbankan dan sebagainya, menurut saya sendiri hamper sama dengan system informasi tetapi lebih di spesifikkan ke suatu bidang.

Dan untuk masalah pekerjaan, ternyata teknik informatika tidak hanya dapat bekerja sebagai programmer, tetapi dapat bekerja sebagai misalnya analyst yang seharusnya tempat bagi lulusan system informasi. Semua itu di dasari atas kemampuan dalam menguasai suatu bidang.

praktikum PTI ! ! !

Semester 1 di jurusan system informasi ada praktikum dari mata kuliah PTI yang terdiri dari 7 modul. Dengan setiap modul ada 4 orang sebagai tutor. Mahasiswa 2008 dibagi menjadi 5 shift pada awalnya, tetapi menjadi 3 shift setelah laboratorium yang baru selesai.

  1. Modul pertama adalah Microsoft word 2007 dan Microsoft powerpoint 2007

  2. Modul kedua adalah Microsoft Excel 2007

  3. Modul ketiga adalah Microsoft visio dan publisher 2007

  4. Modul keempat adalah Microsoft Access 2007 ( Q yang jadi tutor )

  5. Modul kelima adalah macromedia dreamweaver 8

  6. Modul keenam adalah macromedia flash

  7. Modul ketujuh adalah corel draw 12

Disela – sela beberapa modul diatas diadakan modul FP yang diadakan oleh asisten praktikum. Disana membahas mengenai bagaimana menggunakan CSS dalam pengolahan dreamweaver. Sangat membantu diadakannya praktikum FP karena memang sebelumnya saya tidak mengetahui bagaimana cara penggunaan CSS

Saat menjadi tutor, kebetulan saya dapat yang modul 4 yaitu Microsoft access 2007, huh.. susah sekali, meskipun sudah belajar, tapi amnesia ini gak bisa sembuh..

Yang menjadi kendala adalah kurang belajar mengenai bab yang tidak saya presentasikan sendiri, yah Cuma bisa sebagian,,waktu ditanya oleh praktikan yang kebetulan juga btidak bisa mengoperasikannya, agak bingung untuk menjawabnya. Kendala yang kedua, kenapa wktu memberikan contoh kepraktikan saat menjelaskan ada aja hal yang bikin dimata praktikan kami sebagai tutor tidak berhasil, padahal sebelumnya dicoba bisa,, yah tidak tahu sebenarnya yang salah siapa ^.^

Mudah mudahan aja FP bisa sukses… amiiin

beda web 1.0 web 2.0 ma web 3.0 ? ?

Sebelum mengetahui apakah perbedaan web 1.0, web 2.0 dan web 3.0, perlu dimengerti tentang apakah sebenarnya web tersebut. Web merupakan sebuah ruang informasi yang telah diidentifikasi oleh URL (uniform resources identifier)

Awalnya diciptakan web 1.0 yang bersifat sedikit interaktif. web 1.0 ini hanya dapat melakukan aktivitas membaca. Pengguna ini hanya dapat melihat website dengan mengunjungi website yang diinginkan, pengguna harus menemukan sendiri website yang mereka inginkan, membukanya saru – persatu sampai dapat.

Setelah adanya web 1.0 terciptalah inovasi baru yang sedang marak saat ini yaitu web 2.0. Web 2.0 ini tidak hanya bisa melakukan read, tetapi read-write. Secara garis besar, perbedaan dari web 1.0 dengan web 2.0 adalah web 2.0 dapat melakukan search, sehingga pengguna tidak perlu melakukan kunjungan ke satu persatu website, tepapi hanya malakukan pencarian dan secara otomatis internet akan mencarikan situs apa yang sesuai dengan keinginan pengunjung.

Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya.Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop
Beberapa
situs penting fitur yang menandai sebuah situs Web2 meliputi:
1. Users as first class entities in the system, with prominent profile pages, including such features as: age, sex, location, testimonials, or comments about the user by other users.
Pengguna kelas pertama sebagai entitas dalam sistem, dengan profil menonjol halaman, termasuk fitur tersebut seperti: usia, jenis kelamin, lokasi, testimonial, atau komentar tentang pengguna dengan pengguna lain
2.The ability to form connections between users, via links to other users who are “friends,” membership in “groups” of various kinds, and subscriptions or RSS feeds of “updates” from other users.
Kemampuan untuk membentuk sambungan antara pengguna, melalui link ke pengguna lain yang "teman," keanggotaan dalam "kelompok" dari berbagai jenis, dan langganan atau RSS feed dari "pembaruan" dari pengguna lain.
3. The ability to post content in many forms: photos, videos, blogs, comments and ratings on other users’ content, tagging of own or others’ content, and some ability to control privacy and sharing.
Kemampuan untuk mengirim konten dalam banyak bentuk: foto, video, blog, komentar dan penilaian pada pengguna lain 'konten, dari tag sendiri atau orang lain' konten, dan beberapa kemampuan untuk mengontrol privasi dan berbagi.
4. Other more technical features, including a public API to allow third–party enhancements and “mash–ups,” and embedding of various rich content types (
eg , Flash videos), and communication with other users through internal e–mail or IM systems. Fitur lain yang lebih teknis, termasuk sebuah API umum untuk membolehkan pihak ketiga dan perangkat tambahan "mash-up," Menanamkan dan berbagai jenis konten yang kaya (misalnya, Flash video), dan komunikasi dengan pengguna lain melalui internal e-mail atau pesan instan sistem.

Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Apa bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah Artificial Intelegence.Aplikasi – aplikasi online dalam website dapat saling berinteraksi, kemampuan interaksi ini dimulai dengan adanya web service.

Di web 3.0 ini, sudah terjadi konvergensi yang sangat dekat antara dunia TI dengan dunia telekomunikasi. Dunia web dan telco berkembang pesat seiring dengan kebutuhan pengguna. Penggunaan perangkat TI dan telekomunikasi nantinya sudah seperti sama saja tidak ada bedanya. Saat ini saja pertanda seperti itu sudah mulai bisa kita rasakan walaupun masih belum sempurna. Kita bisa menonton tivi di ponsel atau komputer, bisa mengakses internet di ponsel, bisa melakukan SMS dan telepon dari komputer. Ya karena konvergensi terhadap berbagai perangkat seperti hukum alam yang tidak bisa dielakkan. Semua mengalami evolusi menuju dunia yang lebih maju.

Permasalahan lain yang potensial muncul adalah, sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang.